Wednesday 7 September 2011

Walau bagaimanapun kau tetap Indonesiaku

 

"Berkibarlah benderaku Lambang suci gagah perwira Di seluruh pantai Indonesia Kau tetap pujaan bangsa Siapa berani menurunkan engkau Serentak rakyatmu membela Sang merah putih yang perwira Berkibarlah Slama-lamanya"

Itulah sepenggal lirik karya Ibu Sud (sepenggal? sepertinya lebih pantas dikatakan itu lirik utuh) yang menjadi lagu nasional favorit saya sejak duduk di sekolah dasar. Namun bukan lagu ataupun cerita masa kecil yang ingin saya bahas disini, melainkan pendapat pribadi saya soal lambang suci gagah perwira itu yang akan saya tulis disini. Bendera Indonesia.

Walau bagaimanapun  kau tetap Indonesiaku

Bendera Negara Indonesia telah menjadi penghuni sudut pojok ruang kamar kost saya untuk beberapa tahun belakangan bersama dengan bendera britania raya. Namun bendera itu terpasang lain sebagaimana mestinya. saya memasang bendera itu dengan posisi vertikal (portrait) dimana pada umumnya (dan memang seharusnya) warna merah berada diatas warna  putih dengan posisi horizontal (landscape). 

Ini dia gambarnya


Tindakan saya ini bukan berarti tidak beralasan, karena jujur saya tidak tahu dan tidak menemukan sumber sejarah yang menyatakan alasan kenapa bendera itu harus merah di atas dan putih dibawah? mungkin yang saya tahu hanya adegan sebuah film sejarah bersetting surabaya tempo dulu dimana seorang pejuang dengan nekat masuk ke dalam markas kolonial dan merobek warna biru pada bendera Belanda dan berteriak "Merdeka!". Apakah hanya sesederhana itu menentukan bahwa Bendera yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia di ambil dari bendera Belanda yang hanya dihilangkan bagian warna birunya?
*bagi yang tahu referensi 'yang benar' saya mohon beritahu saya.

Alasan saya memposisikan bendera seperti itu karena saya berpendapat posisi letak warna yang ada sekarang dimana warna merah yang berarti berani berada diatas warna putih yang berarti suci merupakan komposisi yang membingungkan. Pendapat pribadi saya beranggapan bahwa tidak seharusnya warna merah (berani) berada diatas warna putih (suci). bukankah itu berarti merah lebih dekat dengan Tuhan dibanding Putih? Keberanian lebih diutamakan dibanding kesucian? bukankah yang diperlukan untuk mendekatkan dengan Tuhan adalah kesucian? dan Apakah dengan komposisi seperti itu 'syarat' untuk mendekatkan dengan Tuhan, kesucian (putih) harus melewati keberanian (merah) terlebih dahulu?
Ah tidak heran bangsa kita lebih mendahulukan keberanian dibanding kesucian. mereka berani korupsi, mereka berani saling bunuh, mereka berani menindas rakyat, mereka berani menjilat demi kekuasaan dan uang, berani mengumbar dan menjajakan keperawanan mereka dan perbuatan-perbuatan tak berakhlak lainnya tanpa mempertimbangkan kesucian mereka terhadap Tuhan. 
Dan lainnya yang mendahulukan 'kesucian' (Putih) mereka namun untuk mendekatkan diri dengan Tuhan mereka harus melewati fase (merah) keberanian terlebih dahulu maka terlahirlah tindakan-tindakan seperti misi suci bom bunuh diri dan premanisme berkedok agama. cih!

Pendapat pribadi saya beranggapan bahwa semestinya warna Merah dan warna  Putih, Keberanian dan Kesucian berposisi sama dan sejajar dimata Tuhan,  tak ada yang didahulukan mereka harus bertindak beriringan agar terjadi keseimbangan. itulah alasan saya memposisikan bendera lambang suci bangsa kita seperti itu.

Sekali lagi tulisan ini hanya sebuah pendapat pribadi dari seorang pemuda resah yang tak memiliki latar belakang pendidikan sejarah maupun jurnalistik dan tidak bermaksud memprovokasi siapapun.





Salam beribu cinta dari saya untuk anda,,
Darojatun Nurjati Kuncoro
Peace love and Rock and roll

Thursday 1 September 2011

Selamat Tinggal Agustus

Terimakasih atas cerita dan kejutannya setiap tahun, mungkin saya akan selalu menunggu dan merindu datangmu, Agustus

-doakan saya segera menulis dalam waktu dekat ini-