Tuesday 15 March 2011

ED FORCE ONE (IRON MAIDEN LIVE IN BALI)

18 February 2011
Ngurah Rai International Airport, Bali, Indonesia















"Burung besi dari neraka terbang melesat menusuk angkasa membawa para punggawa menyampaikan dogma"




Friday 11 March 2011

Sudahkah Saya Berada di Jalur yang Benar?

Beberapa bulan ini otak saya kembali diinvasi pemikiran-pemikiran yang bertujuan menguasai diri guna menentukan arah hidup. bukan soal sepele seperti kisah cinta picisan di lagu-lagu band melayu, bukan juga masalah mengakhiri hidup yang pernah dilakukan para rockstar-rockstar bodoh penggila heroin, melainkan tentang pedoman hidup yang akan saya pegang di dunia dan akhirat. Sebentar yang saya maksud disini bukan berarti saya mempertanyakan agama-agama langit dan agama yang saya anut, dengan sedikit angkuh saya masih bisa dikategorikan seorang penganut yang (lumayan) taat. Tetapi ada beberapa pertanyaan yang selalu (mungkin bisa dibilang) mengagresi benak saya, dan pada umumnya soal keseragaman dan perbedaan kepercayaan baik dari luar maupun dari dalam agama yang saya percayai, Islam.

Beberapa bulan terakhir ini memang berita-berita tentang aliran sesat sedang gaung-gaungnya di beritakan disetiap media di Indonesia dan ini mungkin salah satu yang berperan besar membangkitkan lagi pertanyaan-pertanyaan dari benak saya. Seperti 'Kenapa Allah menciptakaan kita berbeda-beda agama?' 'Jika hanya Muslim yang diijinkan masuk surga kenapa manusia bumi tidak dari awal dilahirkan sebagai muslim? kenapa harus berbeda?' jika jawabannya untuk mengisi neraka, menurut saya itu merupakan jawaban yang masih menggantung. dan 'kenapa Islam sendiri terbagi menjadi sunni (90%) dan Syiah (10%) ? dan kenapa keduanya menganggap masing-masing yang paling 'benar'? 'Sudahkan saya berada dijalur yang benar atau bahkan tersesat?'. Dan berbagai tandatanya itulah yang membawa saya dalam 'pencarian akan kebenaran' ini. Saya mulai mencari-cari info tentang ajaran Sunni yang terdiri dari 4 mazhab, Syiah dengan 12 imamnya. dan dari dalam negeri sendiri pencarian ini memperkenalkan saya kepada ajaran NU, Muhammadiyah, Jaringan Islam Liberal, PKS, dan bahkan Jamaah Islamiyah. saya mulai memfollow akun-akun twitter para aktivis-aktivis dari berbagai ajaran tadi. dan tahukah apa yang saya temukan? yang ada hanya kepentingan dibalik semua itu, kepentingan-kepentingan dari organisasi yang menaungi mereka. Pencarian citra guna mencari simpati dengan merendahkan agama sendiri dengan pemikiran barat, dan yang lain merasa dirinya suci dan menghakimi diluar mereka adalah 'kafir' dan 'salah arah'.
Tidakkah saya menemukan sebuah kebenaran yang hakiki? Islam tanpa embel-embel apapun?



what a helter skelter life Where Angel and Demon cannot be distinguished. Is it a sign of the end of the world? bah!

Kegundahan mulai menguasai dan sedikit menghakimi. Saya takut, takut sekali tersesat. haruskah pertanyaan-pertanyaan tadi saya bawa dan menemukannya kunci jawabanya di liang kubur?.

Dan pada akhirnya semua itu saya hentikan. saya tidak ingin terperosok lebih dalam lagi, karena ini lebih mengerikan, ketakutan bertambah. sebuah bisikan, yang hingga sekarang masih saya yakini sebagai bisikan Tuhan, mengalun lembut di benak saya,
'Perbaiki dulu ibadah dan akhlakmu, dan kebenaran akan muncul dengan sendirinya'
sebuah singgungan yang menenangkan dan membangun.

'seorang atheis mengagung-agungkan logika dan pemikiran mereka akan Tuhan, mereka bangga bisa berpikir liar, tetapi sayangnya mereka cukup bodoh untuk menyadari bahwa Tuhan menciptakan otak yang tidak tanpa batas'



Salam
Darojatun Nurjati Kuncoro
Semoga kita senantiasa selalu berpegang teguh akan keimanan

Thursday 10 March 2011

Dialog Dini Hari

Artcafe Seminyak, Bali, Indonesia
23 Februari 2011










"walau busanamu yang terlihat beda, nada yang kau dendangkan sama indahnya. harmoni simfoni dunia.
kendati doamu terucap beda, anugerah yang sama kita terima.
aku adalah kamu, manusia yang sama."

-Dialog Dini Hari-

Wednesday 2 March 2011

Anak Tiri di Negeri Sendiri

oh NKRI
sudah terlalu banyak yang ditutupi, sejarahpun menipu sejak dini
ibarat anak dewasa yang baru tau kalau dia anak tiri
apa hanya karena 'sang ayah' terlalu kiri?
otak kami tak perlu dikebiri
karena kami tidak peduli
baik atau buruk yang namanya sejarah itu harus dicerahi

-buku sejarah bagaikan dongeng dalam sekolah yang mengantarkan tunas bangsa ke alam mimpi dan terus tertidur tanpa bergolak, kebenaran sengaja ditutupi dengan baik pada zaman keluarga 'itu', termasuk salah satu 'sang ayah' yang entah sengaja dibedakan atau bahkan dilupakan-